Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.(Pkh. 9 : 10)
Pagi itu Kezia Nampak sibuk di depan komputernya. Sudah semalaman dia belum tidur karena mengerjakan tugas yang harus di kumpulkannya pagi itu. Bahkan setelah begadang pun, tugasnya belum juga selesai.Sebenarnya dia mempunyai waktu lebih dari seminggu untuk mengerjakan tugas kuliahya tersebut, sayangnya ia tidak mengatur waktunya dengan baik dan selalu menunda ketika ada waktu mengerjakannya. Akhirnya, ia sendiri yang kelabakan dan mendapatkan hasil yang kurang maksimal karena mengerjakan tugas dengan buru-buru.
Alkitab menyarankan untuk kita mengerjakan segala sesuatu dengan sekuat tenaga atau melakukan yang terbaik. Mengapa? Sebab biasanya hasil yang terbaik akan di peroleh dari setiap usaha yang terbaik. Kebiasaan menunda dan mengulur-ulur waktu sampai menjelang deadline pengumpulan tugas seperti dilakukan Kezia tentu saja tidak termasuk memberi yang terbaik. Malahan kita akan menuai akibatnya seperti hasil yang kurang maksimal atau menjadi sakit karena terlalu memforsir tenaga. Tanpa sadar kebiasaan suka menunda sebenarnya sedang memberatkan diri kita sendiri dengan beban yang seharusnya bisa di hindari melalui pengaturan waktu yang baik.
Hal lain yang dapat kita renungkan adalah menikmati apa yang kita kerjakan, karena Pengkotbah juga mengingatkan, “…karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.” Jadi, nikmatilah saat-saat kita bekerja – dengan membuang kebiasaan menunda – atau ketika kita akan memutuskan sesuatu, bahkan dalam waktu yang mepet dan tekanan yang cukup kuat. Semua itu hanya bisa kita nikmati selama menjalani hidup di bumi ini.
Bagaimana kebiasaan kita dalam menangani tugas, pekerjaan, dan tanggung jawab yang Tuhan percayakan kepada kita? Apakah menunda menjadi pilihan Anda selama ini? Mari, dengan mengacu pada kebenaran firman Allah, kita kerjakan segala sesuatu dengan sekuat tenaga tanpa pernah menundanya.
Pagi itu Kezia Nampak sibuk di depan komputernya. Sudah semalaman dia belum tidur karena mengerjakan tugas yang harus di kumpulkannya pagi itu. Bahkan setelah begadang pun, tugasnya belum juga selesai.Sebenarnya dia mempunyai waktu lebih dari seminggu untuk mengerjakan tugas kuliahya tersebut, sayangnya ia tidak mengatur waktunya dengan baik dan selalu menunda ketika ada waktu mengerjakannya. Akhirnya, ia sendiri yang kelabakan dan mendapatkan hasil yang kurang maksimal karena mengerjakan tugas dengan buru-buru.
Alkitab menyarankan untuk kita mengerjakan segala sesuatu dengan sekuat tenaga atau melakukan yang terbaik. Mengapa? Sebab biasanya hasil yang terbaik akan di peroleh dari setiap usaha yang terbaik. Kebiasaan menunda dan mengulur-ulur waktu sampai menjelang deadline pengumpulan tugas seperti dilakukan Kezia tentu saja tidak termasuk memberi yang terbaik. Malahan kita akan menuai akibatnya seperti hasil yang kurang maksimal atau menjadi sakit karena terlalu memforsir tenaga. Tanpa sadar kebiasaan suka menunda sebenarnya sedang memberatkan diri kita sendiri dengan beban yang seharusnya bisa di hindari melalui pengaturan waktu yang baik.
Hal lain yang dapat kita renungkan adalah menikmati apa yang kita kerjakan, karena Pengkotbah juga mengingatkan, “…karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.” Jadi, nikmatilah saat-saat kita bekerja – dengan membuang kebiasaan menunda – atau ketika kita akan memutuskan sesuatu, bahkan dalam waktu yang mepet dan tekanan yang cukup kuat. Semua itu hanya bisa kita nikmati selama menjalani hidup di bumi ini.
Bagaimana kebiasaan kita dalam menangani tugas, pekerjaan, dan tanggung jawab yang Tuhan percayakan kepada kita? Apakah menunda menjadi pilihan Anda selama ini? Mari, dengan mengacu pada kebenaran firman Allah, kita kerjakan segala sesuatu dengan sekuat tenaga tanpa pernah menundanya.
Posting Komentar