Perilaku seseorang tak selalu mencerminkan orientasi seksualnya, namun bukan berarti tidak ada hubungan di antara keduanya. Menurut penelitian, 1 dari 3 perempuan tomboy yang memiliki sifat kelaki-lakian akan tumbuh menjadi lesbian atau penyuka sesama jenis.
Di lingkungan masyarakat pada umumnya, anak perempuan identik dengan perilaku lemah lembut, anggun dan biasanya lebih suka bermain boneka. Sebaliknya jika ada anak perempuan yang suka main layangan misalnya, maka dikatakan memiliki sifat kelaki-lakian alias tomboy.
Kecenderungan untuk menjadi lesbian memang bukan disebabkan oleh perilakunya yang seperti laki-laki, namun secara kebetulan keduanya dipengaruhi oleh faktor biologis yang sama. Kesamaan itu antara lain terletak pada faktor genetik dan kondisi hormonal.
Hal itu dibuktikan dalam sebuah penelitian di Queen Mary University, London yang melibatkan 4.000 pasangan anak kembar berjenis kelamin perempuan. Para peneliti mengamati perilaku dan ketertarikan seksual anak-anak tersebut dan membandingkannya dengan perbedaan struktur genetik.
Hasil pengamatan menunjukkan, faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 25 persen terhadap orientasi seksual anak-anak tersebut. Sementara terhadap ketidaksesuaian gender yang ditunjukkan dengan perilaku tomboy atau mirip laki-laki, pengaruhnya hampir sama besar yakni 31 persen.
Karena pengaruhnya terhadap perilaku lebih besar, maka tidak semua anak perempuan yang memiliki sifat tomboy juga memiliki sifat lesbian atau penyuka sesama jenis. Berdasarkan analisis hasil pengamatan, hanya 1 dari 3 permpuan tomboy yang tumbuh menjadi lesbian.
"Kami pikir faktor lingkungan dan genetik turut mempengaruhi ketidaksesuaian gender dan seksualitas anak perempuan, misalnya paparan hormon selama dalam kandungan," ungap salah seorang ilmuwan yang terlibat dalam penelitian ini, Dr Qazi Rahman seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (12/7/2011
Detik.com
Posting Komentar