Stres adalah suatu reaksi psikologis dan fisiologis atas perubahan situasi yang tidak dapat diterimanya. Saat stres tubuh melepas hormon stres yang disebut kortisol.
Pelepasan hormon kortisol akan mengakibatkan perubahan proses metabolisme tubuh. Memicu ketidaknormalan kadar gula darah, mempercepat penyusutan tulang pemicu osteoporosis, serta mengganggu sistem kekebalan tubuh.
Itulah sebabnya orang yang stres mudah terserang penyakit. Dan yang paling ditakutkan banyak wanita, kortisol berlebih bisa memicu naiknya berat badan.
"Pelepasan hormon kortisol menjadi sinyal bagi tubuh untuk melakukan pertahanan dengan konsumsi makanan berkalori tinggi," kata ahli biokimia Shawn Talbott, PhD, penulis buku The Cortisol Connection, dikutip Shine.
Penelitian yang diterbitkan Journal of Clinical Investigation menemukan bahwa stres berkepanjangan memengaruhi hormon ghrelin, yang memicu rasa lapar. Artinya, mereka yang mengalami stres jangka panjang umumnya akan melihat makanan jauh lebih menggiurkan.
Penelitian lain menunjukkan bahwa hormon stres yang tinggi juga memengaruhi selera makan terhadap santapan berkadar lemak dan gula tinggi. Setelah dicerna, makanan-makanan jenis ini akan memancing umpan balik yang menghambat aktivitas otak terkait proses terciptanya stres.
Jangan anggap remeh saat stres melanda. Bukan hanya memicu sakit kepala atau perasaan tak tenang, stres berkepanjangan berpotensi kuat memicu penyakit kronis, seperti tekanan darah tinggi, jantung, atau stroke. (ren)
© VIVAnews
Posting Komentar