Headlines News :
Home » , , » Gadis ABG Kecanduan Plastik Hobinya Makan Tombol Remote Control

Gadis ABG Kecanduan Plastik Hobinya Makan Tombol Remote Control

Kailyn, remaja 18 tahun asal Sacramento mengalami kecanduan yang sangat tidak biasa yakni kecanduan plastik. Ia sudah memakan benda apapun dari plastik sejak umur 8 tahun dan diperkirakan ia telah mengonsumsi 68 kg dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Dalam sehari, sedikitnya ia sanggup menyantap 5 benda dari plastik. Benda-benda yang sudah ia makan antara lain 5.000 butir manik-manik, 1.000 batang garpu cocktail, 100 batang garpu makan plastik, 10 botol minum, 50 gantungan baju (hanger) dan 25 tutup botol.

Dari semua benda yang terbuat dari plastik, Kailyn mengaku paling doyan mengonsumsi tombol remote control yang biasa dipakai untuk menyalakan televisi. Ia memperkirakan, hingga saat ini ia sudah memakan lebih dari 6.000 tombol remote control.

"Sebenarnya rasanya tidak seperti yang saya suka, tapi ini soal kebutuhan untuk mengunyah dan sensasinya. Plastik punya sensasi kasar, namun sekaligus ada tekstur lembut di sana," kata Kailyn seperti dikutip dari The Sun, Jumat (10/2/2012).

Mengingat plastik tidak bisa dicerna oleh tubuh dan bisa membahayakan kesehatannya, Kailyn sudah berusaha untuk menghentikan kebiasaan buruknya. Sayangnya sangat sulit, sebab sebagai seorang pramusaji ia selalu bertemu dengan perkakas dari plastik setiap hari.

"Bekerja di restoran membuat saya selalu terlibat kontak dengan plastik setiap hari. Pada kondisi normal, tidak sedang stres, saya sering mengambil dan memakan 15 batang garpu cocktail sebelum pulang kerja," ujar Kailyn mengisahkan betapa sulitnya ia menghindari plastik.

Penyakit Pica

Orang yang makan makanan aneh seperti tanah, pasir, kapur, puntung rokok, lampu, bulu bahkan kotoran binatang didiagnosa sebagai penderita Pica yakni penyakit pola makan yang aneh.

Pica biasa terjadi pada anak-anak, ibu hamil dan orang dewasa. Penderita Pica biasanya mengonsumsi makanan yang tidak masuk akal. Penyebabnya hingga kini masih belum diketahui dengan jelas. Tapi beberapa peneliti menduga kurangnya zat besi dan anemia memicu pola makan tersebut.

Penggunaan obat-obatan hanya diperlukan jika penderita Pica sudah mengalami gangguan atau penyakit mental. Yang terpenting dalam mengobati penderita Pica adalah terapi perawatan medis dan psikologis.

Share this post :
BACA PANDUAN BERKOMENTAR JIKA ANDA KESULITAN DALAM MEMPOSTING KOMENTAR ANDA

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Romes Blog - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger