Efek asap rokok lebih memengaruhi kesehatan anak perempuan daripada anak laki-laki. Studi ilmuwan Universitas Cincinnati menemukan, anak perempuan yang menjadi perokok pasif lebih rentan mengalami alergi dan penurunan fungsi kesehatan dibanding rekan-rekannya.
Penelitian yang mengamati 476 anak-anak tersebut menemukan, anak perempuan yang terpapar asap rokok berisiko tinggi mengalami reaksi alergi pada usia dua tahun dan mengalami penurunan fungsi paru-paru saat usia tujuh tahun.
Ilmuwan juga menemukan, kekebalan tubuh pada anak-anak yang paparan asap rokok yang sama enam kali lebih buruk terjadi pada anak perempuan daripada laki-laki.
"Studi kami menunjukkan bahwa waktu sensitisasi alergi sangat penting karena anak-anak yang peka pada usia dua tahun lebih mungkin untuk menderita penurunan paru-paru terbesar akibat eksposur asap rokok," ujar penulis utama studi Kelly Brunst, kandidat doktor bidang epidemiologi dan biostatistik di Universitas Cincinnati.
Dia menambahkan, keterkaitan ini penting dalam perkembangan paru-paru anak.
Studi yang dilakukan oleh ahli epidemiologi dengan Studi Pencemaran Udara dan Alergi Anak Universitas Cincinnati (CCAAPS), diterbitkan dalam jurnal online Pediatrik Alergi dan Imunologi.
"Hasil studi kami menyediakan informasi berharga mengenai hubungan antara paparan asap rokok di awal kehidupan perokok pasif, sensitisasi gender, alergi dan fungsi paru-paru," kata Grace LeMasters, profesor kesehatan lingkungan dan peneliti utama di CCAAPS seperti dikutip dari HealthDay.
LeMasters menyebutkan, kemungkinan interaksi yang kompleks antara asap rokok dan paru membuat paru-paru kehilangan fungsi dan akhirnya menjadi beban kesehatan. "Hal ini meningkatkan risiko kumulatif terhadap alergi, status asma, kerentanan genetik dan hormon seks, " kata LeMasters.
© VIVAnews
Posting Komentar