Kabareskrim Komisaris Jenderal (Pol) Sutarman menilai aksi para demonstran yang merusak fasilitas umum dan barang milik negara seperti mobil polisi dan pos polisi sebenarnya merugikan para pengunjuk rasa itu sendiri.
Ia menjelaskan yang dirusak oleh para pengunjuk rasa itu adalah fasilitas umum yang dibangun dari uang rakyat, jika dirusak oleh para pengunjuk rasa maka akan dianggarkan lagi oleh pemerintah pada tahun anggaran berikutnya.
"Mungkin dia merasa bangga membakar mobil polisi, padahal mobil polisi itu kan dibeli pakai uang rakyat, uang anggaran. Hari ini dibakar nanti kita ajukan lagi, yang rugi kan yang bakar juga. Polisi nggak rugi karena itu bukan dari kantong polisi, itu uang negara," katanya di Jakarta, Jumat malam 29 Maret 2012.
Ia menyatakan bangsa Indonesia ini sedang belajar demokrasi, masyarakatnya sedang belajar unjuk rasa dan polisinya juga terus belajar untuk mengamankan unjuk rasa. Untuk itu, perlu saling menghargai semua pihak agar tetap aman.
Dalam penanganan demonstrasi penolakan harga bbm, Polri menyiagakan 2/3 dari 290.000 personel atau sekitar 193.000 personel di seluruh Indonesia. Penyiagaan personel ini akan terus dilakukan Polri hingga aksi demonstrasi mulai mereda. (umi)
© VIVAnews
Posting Komentar