Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Bambang Brojonegoro, mengatakan subsidi bahan bakar minyak (BBM) tidak tepat sasaran.
Menurutnya, lebih dari 35,1 juta keluarga yang masuk kategori tidak miskin justru menikmati subsidi BBM.
"Apakah strategi kita sudah tepat sasaran, karena subsidi yang diberikan itu kepada subsidi harga," kata Bambang ketika rapat dengan Badan Anggaran DPR, Kamis malam, 22 Maret 2012.
Berdasarkan data di Kementerian Keuangan, sebanyak 37,7 juta rumah tangga di Indonesia memiliki sepeda motor. Dari jumlah itu, yang termasuk kategori tidak miskin sebanyak 35,1 juta keluarga. Sedangkan yang masuk kategori miskin hanya 2,6 juta keluarga.
Selain itu, sebanyak 4,6 juta rumah tangga memiliki mobil sebagai kendaraan. Hanya 25 ribu rumah tangga pemilik mobil yang masuk kategori miskin. Menurutnya, 25 ribu itu adalah keluarga yang mempunyai mobil, namun tidak layak dan masih digunakan sebagai kendaraan operasional.
"Maka dari data tahun 2008 saja, subsidi BBM dinikmati oleh keluarga yang tidak miskin. Yang mengkonsumsi adalah orang yang punya mobil dan punya motor," Bambang menegaskan.
Untuk itu pemerintah mengusulkan kenaikkan BBM bersubsidi Rp1.500 per liter dari sebelumnya Rp4.500 menjadi Rp6.000 per liter. Pemerintah berasumsi, jika harga BBM tidak dinaikkan maka subsidi untuk BBM bakal melonjak. Namun, DPR belum menyepakati usulan pemerintah itu.
• VIVAnews
Posting Komentar