Telah kucodongkan hatiku untuk melakukan ketetapan – ketetapan –Mu, untuk selama – lamanya, sampai saat terakhir.
Mazmur 119 : 112
D. James Kenney, seorang misionaris di Afrika menyaksikan tentang seorang wanita yang dikenalnya di daerah penginjilannya sekitar 50 tahun yang lalu. Pada waktu itu wanita itu sangat miskin, sehingga ia tidak punya apa – apa untuk diberikan. Sementara itu ia sungguh merasa bersyukur karena Yesus Kristus telah membebaskannya dari dosa dan memberikan kepadanya keselamatan hidup kekal. Wanita itu begitu rindu mempersembahkan sesuatu bagi Tuhan agar semakin banyak orang dapat di selamatkan.
Suatu minggu saat kebaktian, ia menyerahkan sekeping uang perak, jumlah yang cukup besar bagi masyarakat disana waktu itu (meski nilainya hanya satu dolar) – sebagai persembahannya bagi Tuhan. Sejenak misionaris ragu –ragu menerimanya, kuatir kalau uang itu diperoleh secara tidak jujur. Tetapi kemudian dia menerimanya juga tanpa berkata apa – apa. Sesudah kebaktian dia menghampiri wanita itu dan menyakan tentang uang itu. Ternyata wanita itu telah pergi ke perkebunan di sekitar situ dan menjual dirinya sebagai budak seumur hidupnya seharga satu dolar. Itulah pemberian yang diletakkannya di altar malam itu.
Apa yang dapat kita bawa kepada Tuhan sebagai persembahan terbaik? Tuhan tidak mencari harta terbanyak karena seisi dunia ini adalah milik-Nya. Ia mencari hati yang diberikan pada- Nya. Memberikan hati bagi Tuhan berarti memberikan segenap hidup bagi Dia. Tidak berarti ini kita harus terjun dalam pelayanan sepenuh waktu atau menjadi misionaris. Memberikan hidup kita bagi Tuhan ialah mengijinkan Ia yang menentukan segenap hidup kita, menaati apa yang Ia katakan meski hal itu mungkin tidak menyenangkan bagi daging kita. Wanita Afrika itu telah memberikan segenap hidupnya karena ia pun telah di tebus sepenuhnya oleh kristus. Gimana dengan kita? Rindukah kita mempersembahkan hidup ini hanya bagi Dia?
Syaloom…………….^^
GBU…..
Posting Komentar