Syaloom……..
Mohon waktunya ya untuk membaca renungan ini, jangan pernah merasa bosan atau tidak punya waktu untuk kesediaan kalian membaca renungan ini. Tuhan memberikan seluruh waktuNya bahkan nyawaNya untuk kita. Masakan kita tidak bisa menyediakan waktu kita walau hanya berkisar 5 menit untuk membaca renunganNya. Setidaknya kita memiliki kesiapan untuk menghadapi tantangan dan cobaan yang datang. Semoga renungan-renungan yang kami kirimkan bisa bermanfaat dan memberi penghiburan dan kesejukan hati…..
Sebab Tuhan telah membuat tentara Abram itu mendengar bunyi kereta, bunyi kuda, bunyi tentara yang besar…(2 Raj. 7:6)
Meski lumpuh dari leher hingga kaki, hilary Lister mampu berlayar mengelilingi Inggris dengan menempuh jarak 1.900 km. Ia merupakan perempuan lumpuh pertama yang melakukan itu. Dengan kapal jenis Artemis 20 sepanjang 6 meter yang didesain khusus itu, Hilary dapat leluasa menentukan arah kapalnya . Dan guna menjamin keamanannya, selama perjalanan Hilary juga dikawal sebuah tim beranggota enam orang yang setia menunggunya.
Di samping keberanian ala Hilary ada pula keberanian lain yang ditetapkan empat orang kusta. Saat itu bangsa Israel tinggal dalam kedukaan. Mereka kalah berperang melaean orang Aram. Tentara kerajaan yang gagah perkasa itu telah kehilangan nyali. Tinggal empat orang kusta yang duduk-duduk di luar pintu gerbang kota. Tiba-tiba salah seorang dari mereka mengajak kawan-kawannya untuk mengadu nasib memasuki perkemahan musuh. Sudah barang tentu mereka tidak bermaksud menantang perang, akan tetapi hanya berharap belas kasihan. Namun, yang luar biasa terjadi. Tuhan membuat bunyi langkah mereka yang terseok-seok itu bagaikan bunyi berlaksa-laksa kereta perang sehingga membuat lawan yang telah mereguk kemenangan itu akhirnya lari lintang pukang.
Siapakah keempat orang kusta ini? Sejatinya mereka adalah orang-orang terbuang yang tidak memiliki posisi. Alih-alih diterima di masyarakatnya, setiap kali berpaspasan dengan kaumnya pun mereka harus berteriak-teriak, “Najis, najis”. Saat menghadapi saat genting itu, mereka masih memiliki secercah harapan. Namun harapan itu harus dibungkus dengan suatu keberanian – masuk ke perkemahan lawan. Dalam situasi perang, hanya ada satu risiko yang ditanggung oleh mereka yang berani melakukan aksi ini: di tangkap, disiksa kemudian di bunuh. Keempatnya bukannya tidak sadar akan adanya risiko tersebut, namun mereka tetap menempuuhnya juga, dan Tuhan berkenan dengan keberanian itu.
Sahabat FoG, marilah kita hadapi tantangan kerja hari ini dengan keberanian sebagai orang percaya. Pribadi yang hanya mengandalkan kuasa Tuhan dibalik semua yang kita lakukan. Bersama Tuhan dan rekan-rekan sekerja kita persembahkan hasil karya terbaik kita padaNya.
Syaloom…….
Saya harap kalian tidak pernah bosan untuk membaca renungan- renungan ini,
Posting Komentar