Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan bencana alam di Indonesia selama ini lebih banyak terjadi dan terkonsentrasi di Jawa. Sejak tahun 2002 hingga sekarang, lebih dari 50 persen bencana terjadi di Jawa.
Pada tahun 2011, dari 2.066 kejadian bencana, sekitar 827 bencana (40%) terjadi di Jawa. BNPN juga memproyeksikan tren bencana dan dampaknya di masa mendatang makin besar.
Lalu apa penyebab Jawa makin rentan terhadap bencana?
Kepala Pusat Data Informasi dan dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan tidak meratanya pembangunan ekonomi Jawa dan luar Jawa menjadi salah satu faktor.
"Sekitar 129 juta jiwa atau 59 persen penduduk Indonesia tinggal di Jawa. Akibatnya terjadi ekstraksi pembangunan yang menyebabkan kerusakan lingkungan," kata Sutopo, dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews, 4 Maret 2012.
Sutopo kemudian mencontohkan, kawasan hutan diperkirakan hanya 13 persen dari luas Jawa. "Jauh dari idealnya, yaitu 30 persen."
Kecenderungan itu, menurut Sutopo, mengancam daya dukung lingkungan. Sehingga, dalam jangka panjang diperkirakan akan memicu tiga macam krisis. "Krisis air, pangan, dan energi," tuturnya.
Sutopo melanjutkan, daya dukung lingkungan Jawa terbukti sudah terlampaui saat ini. Akibatnya watak hidrologi sungai-sungai di Jawa telah berubah dan mudah terjadi banjir dan kekeringan. Analisis risiko bencana menjadi faktor penting dalam perencanaan pembangunan. (ren)
© VIVAnews
Posting Komentar