SURABAYA POST- Lagu "Garuda di Dadaku" menggema melalui suara cadel beberapa anak penderita kanker di Rumah Singgah Sasana Marsudi Husada milik Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Jatim sesaat setelah Gubernur Jatim Soekarwo dan Ketua YKI Jatim Nina Soekarwo memasuki ruangan teras dalam untuk melakukan peninjauan tempat yang awalnya merupakan kantor sekretariat YKI Jatim ini.
Meski rasa sakit tak terperi, keceriaan tak pernah hilang dari wajah-wajah kecil tak berdosa para penderita kanker anak yang tengah di rawat di Rumah Singgah Sasana Marsudi Husada milik YKI Jatim yang terletak di kawasan Mulyorejo Indah I.
Sekilas tak terlihat jika penyakit kanker tengah mengerogoti mereka. Beberapa anak justru bersemangat berebut permen yang ada dalam bingkisan pemberian dari Ketua YKI.
"Sekarang nyanyi dulu ya buat Bapak dan Ibu Gubernur, makan permennya nanti setelah nyanyi," tutur salah dokter pembimbing mereka.
Tak perlu ada pengulangan perintah, anak-anak itu menyanyi lagi dengan semangat.
Seketika terlihat wajah haru menghiasi wajah orang nomor satu di Jatim itu. Setelah itu, Pakde sapaan akrab Soekarwo kemudian ikut menyanyi bersama mereka.
Hari itu suasana rumah singgah -- yang terdiri dari 18 kamar dan masing-masing mempunyai 2-4 tempat tidur -- itu memang meriah. Tempat yang juga kantor sekretariat YKI Jatim itu memang didirikan setelah melihat kenyataan 80 persen pasien kanker yang datang ke rumah sakit sudah memasuki stadium lanjut.
Kondisi ini terjadi karena kesadaran pasien untuk melakukan pemeriksaan masih sangat rendah, kurangnya sarana pemeriksaan kesehatan yang ada dianggap menjadi salah satu pemicunya.
Ketua YKI Jatim, Nina Soekarwo membenarkan rumah singgah ini didirikan agar penderita kanker kini bisa melakukan deteksi dini mencegah terjadinya penyakit agar tidak menjadi ganas. "Klinik ini sangat penting untuk mendeteksi dini sel kanker dan memberikan penyuluhan agar masyarakat mengetahui tanda-tanda awal kanker sehingga dapat menurunkan risiko kematian akibat kanker," katanya di sela-sela peresmian klinik di kantor YKI Jatim, Kamis 27 Oktober 2011.
Nina juga mengungkapkan tempat ini nantinya juga bisa menjadi tempat alternatif terutama bagi penderita kanker stadium yang berasal dari luar Surabaya. "Selama di sini mereka akan mendapatkan penanganan dari para dokter, tidak hanya itu penderita kanker juga akan mendapatkan pendampingan secara psikologis. Sehingga ia tidak akan merasa kecil hati saat divonis menderita kanker," ujarnya.
Namun, nantinya rumah singgah ini memang tidak melayani pengobatan. Mereka yang terdeteksi menderita kanker akan dirujuk ke RSU dr Soetomo atau rumah sakit daerah yang sebelumnya diberikan pelatihan untuk menangani pasien kanker
Tapi, kata Nina mereka bisa tinggal di sana hingga proses pengobatannya selesai. Sepuluh dokter onkologi dari RSU dr Soetomo dan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dilibatkan di rumah singgah ini. "Saat ini klinik YKI sudah menerima 2 orang pasien anak-anak yang menderita leukemia dan kanker kandungan," ungkapnya.
Tarif yang akan dikenakan kepada pasien rawat inap akan dikenakan Rp 25 ribu per hari. "Selain kamar untuk rawat inap juga ada ruang pemeriksaan screaning kanker yang didalamnya ada ruang untuk pemeriksaan papsmear degan tarif Rp 50 ribu, serta ada juga sarana pendidikan kanker untuk penyuluhan kepada masyarakat," imbuhnya.
Klinik tersebut sebenarnya sudah ada 10 tahun lalu namun sempat fakum akibat kepengurusan. "Untuk saat ini, dana operasional masih mengandalkan bantuan dari luar negeri dan swadaya pengurus," ujarnya.
Nina menambahkan Klinik Yayasan Kanker Indonesia (YKI) cabang Jawa Timur juga berkomitmen akan memprioritaskan pasien terutama yang menggunakan surat keterangan tidak mampu (SKTM)," katanya.
Dengan memasang harga murah, rumah singgah ini diharapkan dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Selain untuk menangani pemeriksaan, keberadaan klinik ini juga digunakan sebagai sarana pendidikan meningkatkan pengetahuan terutama bagi tenaga medis dari daerah.
Dengan demikian, mereka bisa menangani pasien kanker di daerah tanpa harus selalu dirujuk ke RSU dr Soetomo.
Oleh : Nirmala Ali
Posting Komentar