Kursi Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum kembali digoyang, setelah hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan elektabilitas Demokrat anjlok yakni 8 persen.
Para elite Demokrat menuding anjloknya elektabilitas Demokrat akibat kerap disebut-sebutnya nama Anas Urbaningrum dalam kasus dugaan korupsi Hambalang. Mereka kemudian meminta Ketua Dewan Pembina sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) segera turun tangan menyelamatkan partai berlambang Mercy itu.
Sepulangnya dari kunjungan keluar negeri dan umroh di Tanah Suci, SBY langsung memanggil sejumlah elite Demokrat ke Cikeas, Kamis (7/2). SBY meminta laporan dari kader Demokrat yang duduk di kabinet soal kondisi terkini partai.
SBY kemudian menggelar rapat dengan para elite Demokrat, termasuk Anas Urbaningrum, di Cikeas, Jumat (8/2) malam. Usai rapat, SBY mengumumkan mengambil alih tampuk komando partai. SBY berdalih memberi Anas kesempatan agar lebih konsen mengurusi kasus dugaan korupsi yang menyeret-nyeret namanya.
Hal itu merupakan salah satu poin dari delapan solusi SBY untuk menyelamatkan Demokrat. SBY kemudian mewajibkan elite Demokrat untuk menandatangani 10 poin dalam Pakta Integritas. Namun, saat penandatanganan, Minggu (10/2) malam di Cikeas, Anas tak hadir.
Anas juga memberi sinyal perlawanan terhadap keputusan tersebut.
1. Anas tegaskan masih ketua umum Partai Demokrat
Selang satu hari Ketua Dewan Pembina sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengumumkan mengambil alih komando Partai Demokrat, Anas Urbaningrum langsung bereaksi. Anas menegaskan masih menjadi ketua umum partai berlambang Mercy itu.
Oleh karena itu, Anas tetap menjalankan tugas seperti biasa. "Saya sampai saat ini masih Ketua Umum Partai Demokrat dan menjalankan tugas seperti biasa," kata Anas di sela-sela acara pelantikan DPAC Partai Demokrat Kabupaten Lebak di Rangkasbitung, Sabtu (9/2).
Meski demikian, Anas tetap menilai tindakan penyelamatan oleh SBY itu untuk kebaikan partainya. Anas juga meminta publik tidak menghadap-hadapkan dia dengan SBY.
"Kami jangan sampai diadu-adu karena ini bagian ikhtiar demi Partai Demokrat ke depan makin baik," ujar Anas.
"Saya punya etika organisasi dan saya tidak mau berbicara ke luar untuk urusan internal partai," kata Anas.
2. Anas tak merasa dinonaktifkan sebagai ketua umum
Anas Urbaningrum tetap menjalankan aktivitasnya sebagai ketua umum Partai Demokrat setelah Ketua Dewan Pembina sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengumumkan mengambil alih pucuk pimpinan partai. Anas tetap beraktivitas seperti biasa dan menghadiri kegiatan salah satu DPC Demokrat di Banten, Sabtu (9/2).
"Hari ini mau ke Banten, ada kegiatan DPC di Banten," sahut Anas dari balik kaca mobilnya di kediamannya di Duren Sawit, Jakarta Timur.
Anas menegaskan, dia tetap akan berpegang teguh terhadap AD/ART partai yang menjadi acuan semua kader Demokrat. "Ada poin (pidato SBY) sesuai dengan hirarki dan konstitusi partai. Jadi pegangannya ya konstitusi," tukasnya.
Ketika ditanya apakah pidato SBY semalam berarti menonaktifkan posisinya sebagai ketua umum, Anas membantahnya. "Tidak ada."
Posting Komentar